Wednesday, May 29, 2013

RANGKING TIDAK BERPENGARUH PADA SNMPTN

MALANG - Memilih program studi (Prodi) di perguruan tinggi, butuh strategi. Jika tidak, siswa yang nilai rapornya bagus atau nilai ujian nasional (UN) nya tinggi, bisa jadi tidak lolos ke perguruan tinggi pilihannya.
‘’Setiap prodi punya passing grade dan peminat yang beragam. Jadi harus pasang strategi urutan pilihan saat mendaftar di perguruan tinggi,’’ ungkap Pembantu Rektor 1 UB, Prof Dr Ir Bambang Suharto kepada Malang Post.
Bambang menjelaskan, urutan pilihan saat mendaftar juga menjadi pertimbangan penting. Sebab bisa jadi siswa yang nilainya biasa saja tapi karena memilih UB pada pilihan pertama berpeluang diterima dibandingkan siswa dengan nilai tinggi tapi menempatkan UB pada pilihan kedua.
Sebab tahun ini saja, pada jalur undangan atau seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) yang diumumkan kemarin, UB hanya menyeleksi siswa di pilihan pertama saja.
‘’Kami sudah tidak melihat lagi pendaftar pilihan kedua di UB, karena pendaftar pilihan pertama saja sudah melebihi kuota,’’ ujarnya.
Tahun ini di jalur SNMPTN, UB menerima sekitar 7.700 mahasiswa. Mereka tersaring dari 71 ribu pelamar yang memilih UB. Jumlah peminat UB melalui jalur SNMPTN ini menduduki peringkat ketiga setelah Universitas Padjadjaran (75.000) dan Universitas Gadjah Mada (72.000).
Mereka berasal dari sekitar 2.000 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. SMA tersebut terseleksi dari 4.000 sekolah yang masuk ke UB.
Sebaran jumlah ini merata dari Aceh sampai Papua. ‘’Kita memang memiliki kepentingan agar mahasiswa dan alumni UB bisa tersebar merata ke seluruh Indonesia. Jika penilaian hanya berdasar nilai saja, maka khawatirnya hanya siswa dari Jawa saja yang akan diterima,’’ tambahnya.
Penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN kali ini dikoordinir langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).
Melalui Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia bisa mengakses data kandidat pelamar yang memilihnya, untuk kemudian diseleksi. Semua data baik akademik maupun non akademik bisa diakses di PDSS ini.
Dengan model penerimaan menggunakan PDSS yang dimulai pada 2013 ini, seluruh SMA di Indonesia bisa memasukkan siswanya baik sekolah tersebut terakreditasi ataupun tidak.
Hal ini berbeda dengan 2012, dimana hanya sekolah yang terakreditasi A dan B saja yang bisa mengikuti jalur PSB. Model seperti ini menurut Bambang sarat kepentingan dan bisa mengurangi obyektifitas data yang masuk PDSS.
‘’Bisa saja orang tua siswa dan guru memanipulasi agar nilai rapor siswa bagus karena memang seleksi hanya berdasar nilai rapor,’’ kata Bambang.
Karena itulah UB menjadwalkan verifikasi pada pendaftaran ulang yang akan diselenggarakan pada tanggal 18-19 Juni nanti. Seluruh pelamar diminta membawa berkas asli dan tidak boleh salinannya saja.
Kepala SMAN 4, Tri Suharno mengakui ada satu siswanya yang pandai dan memiliki rangking bagus di sekolah tapi tidak diterima di jalur undangan FK UB. Sementara ada siswa lain yang rangkingnya masih dibawahnya ternyata lolos FK UB. Menurutnya hal itu mungkin saja terjadi karena siswa yang bersangkutan salah strategi dalam memilih.
‘’Mungkin juga ada komponen nilai yang tidak memenuhi passing grade di Kedokteran UB sehingga siswa kami yang selalu rangking di sekolah tidak diterima di FK UB,’’ bebernya.
Dikutip dari malang Post 30 Mei 2013

No comments: