Friday, June 27, 2008

Persaingan SMAN Favorit Tak Ketat

Siswa yang meraih NUN tinggi bisa berlega hati. Karena, persaingan masuk SMA negeri favorit tidak begitu ketat. Sedangkan peraih NUN rendah, mereka harus bersaing berebut kursi. Dari total 704 kursi di SMA favorit dengan rentang NUN 38,30-35,00, hanya 585 siswa yang layak masuk. Sementara di sisi lain, tahun ini pagu SMA negeri berkurang. Jika tahun lalu SMA negeri ditargetkan mampu menggaet 2.600 siswa baru, tahun ini hanya dibatasi 1.475.

Dari segi rentang NUN misalnya, diprediksi siswa dengan NUN 38,00 sampai 34,00 masih mampu menembus SMA favorit di kawasan Tugu. Yakni, SMAN I, SMAN 3, dan SMAN 4. Pasalnya, jika mengacu rentang NUN, jumlah NUN 38,00-38,30 hanya empat orang.

Sedangkan NUN 37,00-37,95 ada 10 siswa, NUN 36,00 - 36,96 sebanyak 177 siswa, serta NUN 35,00 - 35,95 dimiliki 394 siswa. Total ada 585 siswa dengan rentang NUN cukup tinggi. Padahal, kursi yang disediakan di tiga SMAN favorit ini sebanyak 704 kursi. Praktis, jika melihat kondisi tersebut, NUN 34,95-34,00 masih bisa menerobos persaingan PSB online di sekolah tersebut.

Kasek SMAN I Drs M. Shulton MPd juga membenarkan prediksi itu. Mengaca kondisi tahun lalu untuk masuk SMAN I minimal harus mengantongi NUN 28,00. Dengan tiga mata uji, maka rata-rata nilai yang dikantongi 9,33. Bahkan, tahun ajaran 2007/2008 lalu, rentang NUN tertinggi siswa yang diterima di sekolah ini mencapai 29,40 atau rata-rata 9,8.

Untuk tahun ini NUN tertinggi SMP Kota Malang saja hanya 38,30 dengan empat mata pelajaran atau rata-rata 9,57. Itupun hanya ada empat siswa. "Ini jelas akan berpengaruh pada input siswa baru," ujarnya, kemarin.

Terlebih, sesuai ruang kelas yang ada, tahun ini SMAN I menerima lima rombongan belajar dengan kapasitas 160 siswa baru. Meski akan berat bagi sekolah karena input kurang optimal, namun SMAN I masih berada di tingkatan paling atas.

Minimal, siswa yang masuk ke sekolah ini adalah mereka yang memiliki NUN di tingkatan atas Kota Malang. "Proses akan berjalan. Disitulah sekolah dan guru akan menggembleng siswa sampai berhasil," tandas dia.

Sementara itu, hingga kemarin Diknas Kota Malang terus mematangkan konsep PSB online. Bertempat di aula SMKN 4, Diknas melatih operator PSB online dari masing-masing sekolah. Pelatihan ini diformat bergulir mulai golongan SMA, SMK, dan SMP. "Secara prinsip tidak ada perubahan. Tapi, tetap ada penyesuaian," terang Kabid Dikmen Diknas Kota Malang Drs Sugiharto dalam paparannya, kemarin.

Penyesuaian yang dimaksud Sugiharto adalah tentang jumlah mata pelajaran. Tahun lalu, hanya ada tiga mata pelajaran yang di-UN-kan. Dan tahun ini menjadi empat mapel (mata pelajaran).

Karena itu, sistem seleksi tahun ini berubah dan mengacu pada empat mapel. Artinya, jika tahun lalu NUN absolut bisa sampai 30 atau rata-rata 10, maka tahun ini ikut di rata-rata saja. "Kami akan mengambil di rata-rata dengan menyesuaikan jumlah mapel," kata dia.

Selain itu, dia juga menegaskan bahwa batasan siswa luar kota yang bisa masuk ke Kota Malang hanya 10 persen dari total pagu. Sistemnya, siswa luar kota tak perlu meminta rekomendasi pada Diknas Kota Malang. Tapi, cukup langsung melakukan registrasi ke semua sekolah negeri untuk mendapat nomor register. "Registrasi bisa dimulai Senin depan. Baru setelah mendapat nomor bisa mendaftar PSB onlie 7 Juli mendatang," tandasnya.

Lebih lanjut, Sugiharto juga mengatakan, tahun ini tak berlaku UBM (uji baku mutu) untuk siswa SD luar kota yang ingin masuk SMP Kota Malang. Nilai UASBN bisa digunakan sebagai pra sarat masuk semua SMP. "Tapi, tetap harus registrasi lebih dulu," tegas dia.

Sementara itu, Sugiharto mengingatkan agar orang tua atau peserta PSB online jeli memilih sekolah dan memasukkan data. Salah sedikit saja entry data, bisa berakibat fatal. Salah satunya, sekolah sasaran lepas dari tangan. (dari JP Radar Malang)

No comments: